• BINUS @Greater Jakarta BINUS @Greater Jakarta
  • BINUS @Bekasi BINUS @Bekasi
  • BINUS @Bandung BINUS @Bandung
  • BINUS @Malang BINUS @Malang
  • BINUS @Semarang BINUS @Semarang
  • BINUS @Medan
Academic Career
Applies to the following academic careers
  • Undergraduate
  • Undergraduate (Bandung)
  • Undergraduate (Malang)
  • Undergraduate (Semarang)
This article is for parent only

Apa itu Masa Penyesuaian bagi Mahasiswa Baru?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masa penyesuaian adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Bagi mahasiswa, masa ini dimulai dari tahapan memasuki peran dari awalnya adalah siswa kemudian berubah menjadi mahasiswa. Hal ini  tentu mendatangkan banyak perubahan & penyesuaian, baik dari sisi pembelajaran, lingkungan maupun sisi personal. Setiap mahasiswa akan memiliki masa transisi yang berbeda-beda yang kecepatan untuk penyesuaian dirinya juga akan berbeda. Masa penyesuaian akan selalu ada dan dialami sepanjang kita menjalani kehidupan ini, jadi tidak ada ukuran dalam satuan waktu dalam menentukan kapan seseorang sudah bisa menyelesaikan proses adaptasi/transisi ini. Tiap-tiap individu akan mengalami masa ini, apapun fase hidup yang akan dijalaninya.  Dalam proses menjalani perkuliahan, seorang mahasiswa akan terus menerus mengalami proses penyesuaian diri di berbagai tahapan kehidupan kampus seperti: masa orientasi, perkuliahan, student mobility,  enrichment program, penyusunan tugas akhir/skripsi, sampai akhirnya nanti lulus dan berkontribusi di masyarakat. Kemampuan untuk bisa beradaptasi menjadi salah satu softskill yang dikembangkan dalam Binus Graduate Attribute (BGA). Pengertian adaptability sendiri dapat dibaca melalui link https://support.binus.ac.id/article/bga/

 

Apa saja yang berubah dalam masa transisi mahasiswa baru?

Terdapat beberapa aspek yang akan berubah dalam masa transisi mahasiswa dari yang sebelumnya masa sekolah menjadi masa perguruan tinggi/kuliah. Perubahan peran ini akan berdampak pada kondisi personal mahasiswa.

Berikut adalah perubahan peran dari siswa menjadi mahasiswa yang sering terjadi pada masa transisi ini, perubahan tersebut antara lain :

  1. Jadwal Kuliah
  • SMU: jadwal sekolah berlangsung dengan rutin, misal : masuk pukul 07.00 & selesai pukul 14.00.
  • Perguruan Tinggi : jadwal kuliah, tidak teratur, misal : ada kuliah pagi, kemudian nanti sore baru ada jadwal kembali.
  1. Akses & Media Informasi
  • SMU : informasi diberikan secara direct, misal dari Tata Usaha sekolah/Guru ke siswa.
  • Perguruan Tinggi : informasi dicari secara mandiri dan aktif, contoh : di Binus Maya mahasiswa, WA Grup teman seangkatan dll.

 

  1. Tempat Tinggal
  • SMU : sebagian besar tinggal di rumah bersama keluarga.
  • Perguruan Tinggi : tinggal berjauhan dari orang tua, kost, Binus Square (asrama) rumah saudara, bagi mahasiswa yang kuliah di luar kota.
  1. Keuangan
  • SMU : uang saku biasanya diberikan harian.
  • Perguruan Tinggi : uang saku biasanya diberikan bulanan, tantangannya adalah, mahasiswa dituntut belajar untuk mampu mengatur keuangan dengan bijak.
  1. Relasi Pertemanan
  • SMU : relasi pertemanan umumnya dalam dengan  lingkungan pertemanan yang  bersifat homogen, misalnya, tinggalnya berdekatan/tetanggaan.
  • Perguruan Tinggi : relasi pertemanan cenderung tidak terlalu dalam (karena biasanya setiap semester kelas akan diacak) & lingkungan bersifat heterogen (misalnya, akan berteman dari teman yang dari luar Jakarta, dari luar pulau bahkan dari luar negeri).
  1. Peran Orangtua
  • SMU : orang tua masih berperan aktif dalam mengawasi anak dan lebih sering berperan  sebagai Controller
  • Perguruan Tinggi : orang tua diharapkan tidak lagi menjadi pengendali keputusan, orang tua sudah beralih peran menjadi Coachyang mendampingi mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

 

Mengapa seseorang perlu untuk memiliki keterampilan dalam beradaptasi (menyesuaikan diri)?

Penyesuaian diri dengan lingkungan baru sangatlah diperlukan, sebagai salah satu cara mahasiswa belajar menghadapai sesuatu yang baru atau bahkan bertahan hidup. Merujuk pada definisi adaptability yang ada dalam Binus Graduate Attribute (BGA) yaitu : kemampuan untuk membuat respons kognitif, perilaku, dan afektif yang sesuai terhadap situasi baru dan tidak pasti. Dengan adanya kemampuan ini diharapkan para mahasiswa khususnya binusian mampu menyesuaikan diri, terlibat, mengelola, mengoptimalkan peran dalam kelompok serta mempertahankan hubungan interpersonal dalam proses pembelajaran, khususnya agar bisa lulus tepat waktu dengan prestasi yang baik. .

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa diambil, apabila seorang mahasiswa dapat mencapai tahap penyesuaian diri yang baik, yaitu diantaranya :

  1. Memiliki keterampilan bertahan hidup dan menyesuaikan diri di berbagai lingkungan dan tahapan hidup.
  2. Dapat Lulus tepat waktu dengan prestasi yang baik
  3. Belajar meningkatkan ketrampilan komunikasi dengan pihak lain
  4. Belajar menghadapi tantangan dalam masa kuliah
  5. Meningkatkan rasa percaya diri
  6. Mengatasi stress akademik
  7. Pengembangan diri & pribadi

 

Bagaimana cara agar masa penyesuaian diri lebih mudah dilalui?

Berikut adalah beberapa tips untuk mahasiswa baru menjalani masa penyesuaian diri, yaitu :

  1. Cari tahu media informasi yang valid bisa didapat dimana
  2. Memahami sistem pembelajaran di kampus
  3. Jalani masa orientasi (First Year Program) sampai selesai
  4. Menjalin relasi bukan hanya dari teman seangkatan melainkan juga dengan senior
  5. Aktif mengikuti kegiatan di kampus, baik yang sifatnya akademik maupun non akademik
  6. Pengaturan waktu yang bijak

 

Apa peran orang tua dalam mendukungan proses penyesuaian diri mahasiswa?

Selain dukungan secara finansial, berikut hal-hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mendampingi proses penyesuaian diri mahasiswa:

  1. Memberikan Dukungan Emosional

Orang tua perlu mendengarkan keluhan dan kekhawatiran mahasiswa, memberikan nasihat, serta menawarkan rasa aman dan kenyamanan. Hal ini penting untuk mengurangi perasaan kesepian, meningkatkan rasa percaya diri, dan membantu mahasiswa merasa lebih kuat dalam menghadapi tantangan kampus.

  1. Memberikan Kepercayaan dan Kemandirian

Orang tua perlu memberikan kesempatan mahasiswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, atau menetapkan jadwal belajar mereka sendiri tanpa terlalu banyak campur tangan. Kepercayaan ini dapat mempercepat perkembangan kemandirian mahasiswa, yang sangat penting untuk menghadapi tantangan akademik dan pribadi di kampus.

  1. Meningkatkan Kemampuan Mengatasi Masalah

Orang tua perlu berdiskusi dengan mahasiswa tentang cara-cara yang dapat membantu mengatasi tantangan, seperti belajar lebih terorganisir, meminta bantuan ketika diperlukan, atau bagaimana caranya agar tetap tenang dalam menghadapi masalah.

Peran orang tua dalam mendukung masa penyesuaian diri mahasiswa baru sangat besar. Orang tua bukan hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga dukungan emosional, moral, dan praktis yang sangat penting untuk kelancaran transisi ke kehidupan kampus. Dengan memberikan kepercayaan, memberikan nasihat yang bijaksana, serta menciptakan lingkungan yang positif di rumah, orang tua dapat membantu anak mereka merasa lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi tantangan akademik dan sosial di kampus.